Cover Pameran Diklat

Katalog Pameran Diklat 28: Rang-rang Abang

Cover Pameran Diklat

KATAK RESIS

Tahun 2021 UKM Sanggar Minat mengadakan pameran yang dilakukan oleh diklatan baru angkatan ke-28. Diklat ini ditujukan untuk melatih kemampuan berkarya dan berkolaborasi membangun sebuah acara.

Tema yang diunjukan pada pameran kali ini adalah miskomunikasi, miskomunikasi terjadi ketika ada “noise” terhadap komunikasi. Pada pandemi ini jarak sosial membuat komunikasi menjadi semakin sering.

Judul Katakresis diambil dari Kata – Krisis yaitu krisis kata dari kesalah penulisan dan pembaca kata.

Berikut katalog “Pameran Diklat 28: Katakresis, UKM Sanggar Minat Universitas Negeri Malang”

KATALOG ONLINE ARUNG TARUNG

Bertarung melawan diri sendiri memanglah sulit, ditambah lagi dengan pertarungan melawan dunia. Dalam benak banyak orang, mereka berpikir bahwa dunia ini sedang berlari. Berlari mencari arti dari kesenangan yang belum pasti. Kesetaraan dan ketidakadilan menjadikan banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi pemenang. Pertarungan ini tidak akan usai ketika orang tidak bisa mengalahkan egonya sendiri. Ego yang menjadi toxic bagi setiap orang dapat diatasi dengan adanya sebuah hubungan antar manusia. Hubungan yang akan membenamkan kesombongan dan keangkuhan namun dapat mengisi kekosongan dan kehampaan, serta hubungan yang menjadikan kita hidup di dunia yang damai.

Kerumitan dalam suatu kehidupan dapat membangun sebuah harapan yang terealisasikan dalam pameran Arung Tarung. Pameran ini merupakan pameran diklat 27 Sanggar Minat yang dimaknai dengan mengarungi pertarungan pada sebuah permasalahan dengan penuh harapan. Arung yang berarti berjalan, menjelajah dan menempuh kesukaran hidup dengan kebencian, kehancuran, dan keputusasaan menjadikan manusia tergerak untuk menyerang bersama-sama dalam satu kesatuan. Bertarung melawan masalah bukanlah perkara yang mudah, namun hal itulah yang akan mendewasakan seseorang. Kita yang berdebat, berkelahi maupun bertempur melawan sebuah ambiguitas dari masalah demi mendapatkan suatu kehidupan adalah sebuah makna dari kata tarung. Suatu bagian untuk menjadi pemenang memang sulit yang terkadang harus menyerah dan meninggalkannya. Hidup memang penuh dengan kekecewaan akan sebuah perubahan fundamental yang memerlukan kesiapan dalam menghadapi tantangan di masa depan meskipun dalam kondisi terburuk. Sungguh konyol adanya, jika terjadi sebuah fenomena dimana dunia nyata menjadi dunia maya. Seperti halnya kekosongan yang terisi dengan hal konstruktif dan positif, sama dengan akar yang tercabut dari pohonnya itu membutuhkan sebuah strategi dalam mempertahankannya. Keantusiasan dari setiap individu dalam menyiapkan diri untuk membentuk suatu kepribadian dengan berkarya dalam seni. Kepribadian itu akan menjadi segala-galanya dalam seni yang terkemas dalam sebuah karya dengan pandangan yang aktual. Semua yang pada awalnya hanya ide hingga terciptanya sebuah karya, dengan melalui banyak proses untuk sebuah ilmu dan pengalaman baru. Hal inilah yang memperkenalkan diklat 27 Sanggar Minat kedalam dunia baru dengan sebuah kebanggaan.

Penulis : Nurlaili Khoirun Hikmah

Unduh katalog disini

boohoo , Womens & Mens Clothes , Shop Online Fashion | Nike React Element 87

KATALOG ONLINE SIMSALAMIN


Memenuhi kebutuhan
untuk mencapai keutuhan.
(b)utuh

Sejak kecil ia diasuh oleh seekor naga tua penjaga Hutan Elfin. Sulur-sulur yang menyatu bersama Pohon Oak dan merambat di
setiap rantingnya menjadi tempat ternyaman bagi anak itu. Setiap langkah kecil yang dilalui si anak menjadi tanggungjawab sang
naga. Apapun yang mengganggu di sekitarnya, naga selalu berada didekatnya. Hingga pada akhirnya anak itu beranjak dewasa.
Masa dewasanya menjadikan ia selalu bertanya-tanya. Kebosanan menjadi hal sehari-hari yang ia rasakan. Keingintahuan
akan dunia luar selalu menghantuinya sejak terakhir kali ia menyusuri hutan. Ia percaya bahwa “di sana” lebih luar biasa dari apa
yang sekarang ia tinggali.
Setiap ia ingin membuktikan, sang naga selalu mengukuhkan si anak untuk tetap tinggal di dalam hutan. Namun anak itu tetap kuat
tentang apa yang ia percayai. “Mengapa wahai naga? Kau selalu menahanku untuk pergi ke dunia luar?” ucap anak itu. “Ku mohon
tetap tinggallah disini, kau masih belum cukup kuat menghadapi apa yang ada di depanmu nanti” jawab sang naga. Mendengar

jawaban itu, si anak berlari ke tempat berbaringnya. Hingga malam tiba, ia merasa gundah mendengar ucapan sang naga tadi. Na-
mun rasa ingin tahunya masih tetap teguh.

Ia menatap gelapnya langit malam yang diwarnai oleh taburan bintang-bintang. Dalam hatinya, ia ingin bebas dan mencari
ruang hidup baru yang selalu memenuhi apa yang ia inginkan. Ia kemudian bangun dari tempatnya dan dipanjatnya Pohon Oak

hingga sampailah ia di atas. Semua tampak indah dan tenang dari kejauhan. Dilihatnya bintik-bintik samar berkilauan layaknya bin-
tang yang sesekali meredup. Jiwa anak itu berontak. Ia merasa harus keluar dari zona nyamannya selama ini. Ia meminta sang naga

untuk membekali dirinya.
Merasa sudah kualahan menahan keinginan anak tersebut untuk tetap tinggal, sang naga memberikan izin padanya untuk

pergi. Sang naga kemudian merontokkan kulitnya dan memberikan beberapa buah kepada anak itu. Sepotong daging rusa yang su-
dah disiapkan untuk makan bersama juga diberikan untuk bekal makan dalam perjalanan.

“Terimakasih telah merawatku selama ini, sekarang saatnya aku mencari jalan hidupku sendiri” kata anak itu. Mendengar hal terse-
but, sang naga menjadi sedih. Melihat si anak berjalan membelakanginya membuat sang naga mengenang ketika ia mendengar

tangisan bayi di pinggiran hutan. Membayangkan masa-masa si anak beranjak dewasa dengan apa yang telah ia berikan. Kenangan
manis bersama tumbuh kembang si anak perlahan samar bersamaan dengan perginya si anak dari pengelihatan sang naga tua.
Sosok yang selalu melindunginya sekarang sudah tidak ada lagi. Kehidupan yang menantang baru saja dimulai. Si anak

menyusuri lebatnya hutan Elfin yang belum pernah ada seseorang yang menjamahnya. Kesehariannya hanya ditentukan oleh keter-
ampilannya bertahan hidup selama tinggal bersama naga tua.

Pada akhirnya, dimanfaatkanlah kulit naga yang sedikit runcing atasnya itu sebagai ujung tombak dan beberapa lainnya
dibuat sebilah pisau kecil. Berbagai hewan buas selalu mengincar si anak. Namun, ia selalu berhasil bertahan dari apa yang sering
menyerangnya. Kehidupan malam menjadi ketakutan tersendiri bagi si anak tersebut. Makhluk-makhluk tak lazim dengan ukuran
yang besar selalu melewatinya dan nasib baik selalu bersamanya. Setiap malam, anak itu bersembunyi di semak-semak dengan bunga

Bulbophyllum di sekelilingnya yang memiliki bau kurang disukai oleh makhluk aneh itu. Cara bertahan hidup yang seperti itu me-
mang sudah sering diajarkan oleh sang naga untuk menghindari hal-hal buruk.

Entah nasib buruk tiba-tiba menimpa si anak tersebut. Binatang aneh sepanjang satu meter dengan kaki-kaki banyaknya yang

berjalan bergantian memutari kaki anak itu. Perlahan binatang itu melilit pada badan si anak hingga sampai pada lehernya. Perger-
akan pun terbatas, namun tombak ada dalam genggamannya. Anak itu berusaha keras melepaskan tangan dari lilitan binatang yang

memang semakin menekan itu. Sekuat tenaga ia mencoba. Dan.. tertancaplah tombak anak itu pada samping kanan badan binatang
aneh itu. Tak disangka jeritan keras yang dikeluarkan oleh binatang itu mengundang binatang-binatang aneh yang lebih besar dalam
hutan.

Panik dan bingung mau melakukan sesuatu, binatang setinggi empat meter dengan mata tajam melihat ke arah anak itu. Ia lari mencoba
menghindari serangan pertama binatang itu. Kaki kanannya melompati akar tumbuhan yang menghalanginya, namun binatang yang bisa
disebut monster itu tak merasa terhalangi oleh hambatan yang ada di depannya, binatang itu terus mengejar anak tersebut.

Nafas yang sudah mulai ngos-ngosan dan kaki yang sudah tak kuat lagi untuk berlari, anak itu bersembunyi di balik pohon. Kraakk.. sa-
betan ekor monster itu menghancurkan bagian atas pohon tempat anak itu sembunyi. Si anak berbalik arah dan saling menatap dengan

monster itu. Ketakutan serta tak tahu apalagi yang harus dilakukan, si anak berpikiran bahwa memang benar apa yang telah dikatakan oleh
si naga tua, ia belum cukup kuat.

Monster dengan gigi taring yang melebihi mulutnya itu mencoba mendekati si anak. Namun api besar muncul dari belakang dan menge-
nai muka menyeramkan itu. Si Monster mundur cukup jauh karena terus-terusan menerima serangan dari naga tua yang memang selama

ini diam-diam membuntuti perjalanan si anak. Karena pengelihatan yang kurang akibat serangan beruntun dari naga, cakar dengan kuku
tajam diarahkan pada monster itu. Merasa kalah, si monster kabur dengan sayatan di lehernya.
Si Anak pun selamat dari maut dan ia pun tahu bahwa sang naga tidak benar-benar meninggalkannya meski perjalanan yang ditempuh
sudah sangat jauh. Dengan begitu, ia jadi tahu batas kemampuannya sampai dimana. Apapun yang ia lakukan selama ini ternyata tidak
benar-benar ia lakukan sendiri, secara tak langsung ada sang naga yang mengiringi langkahnya sampai pada ia akan jatuh.
Perjalanan mencari hal baru pun dilanjutkan si anak. Namun kali ini berjalan berdampingan dengan sang naga tua. Langkah kakinya

sudah tak merasa sendirian. Kebahagiaan akan melakukan hal bersama-sama diperolehnya lagi. Monster apapun yang mencoba mengh-
adang mereka berdua, dihadapi bersama. Pencarian mereka tentu belum berakhir, dan akan tetap menjadi petualangan seru penuh tanta-
ngan nan menyenangkan.

SIMS

DOWNLOAD KATALOG ONLINE

nike foamposite 2000 black women shoes heels – Blanco – 991 – DJ3180 – Nike Air Max 97 By You Zapatillas personalizables | mens yeezy shoes for sale free stuff online – H00827 , Adidas Ozelia (Black) – Dialadogwash